Tidak Ambil Pusing Rencana Pemblokiran Oleh Kominfo, Bukti Netizen Semakin Cerdas


Beberapa waktu ini masyarakat "dihebohkan" oleh berita bahwa Instagram, Whatsapp, Facebook, Netflix, dan Google akan diblokir oleh Kominfo. Keputusan ini didasari oleh belum terdaftarnya perusahaan-perusahaan tersebut dalam Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), yang dimana dijadwalkan batas akhir pendaftaran pada 20 Juli 2022 mendatang. Informasi terbaru yang diterima, menyebutkan bahwa Google telah menanggapi informasi tersebut “Kami mengetahui keperluan mendaftar dari peraturan terkait, dan akan mengambil tindakan yang sesuai dalam upaya untuk mematuhi”, ungkap perwakilan Google dikutip dari Tirto (18/7/2022)
Baca selengkapnya di artikel "Akan Diblokir Kominfo, Ini Tanggapan Google, WhatsApp dan Instagram", https://tirto.id/gucq. Di sisi lain, perusahaan yang lain termasuk WhatsApp, Instagram & Facebook belum bersedia untuk menanggapi sebagaimana yang telah dilakukan Google. Hal ini kemungkinan besar dikarenakan beberapa pasal yang terkandung dalam Permen Kominfo, dinilai akan melanggar kebijakan privasi aplikasi-aplikasi itu sendiri.

Tapi apakah warganet alias netizen benar-benar "dihebohkan" atau malah kalem-kalem aja? Atau justru kali ini media bisa disebut gagal dalam menggiring opini netizen untuk jadi khawatir bin parno dengan pemeberitaan bahwa perusahaan-perusahaan yang berperan sakral tersebut terancam diblokir oleh Kominfo?

   Saya adalah pegawai swasta sekaligus mahasiswi aktif di semester akhir, yang dimana tentu saja berada di lingkungan yang sangat berdampingan erat dengan internet, dan bisa dibilang aktivitas harian kami sangat bergantung kepada perusahaan-perusahaan yang disebut akan segera diblokir oleh Kominfo tersebut. Dan dari dua lingkungan yang berbeda ini, tidak sekalipun saya mendengar keluhan dari rekan saya mengenai berita yang jelas akan menyulitkan kami semua apabila benar direalisasikan. Setelah dilakukan pengamatan, kemungkinan besar ini terjadi karena netizen semakin cerdas dalam menanggapi dan memberi respon terhadap apa yang diberitakan media. Netizen tidak lagi gegabah dan mudah terpengaruh oleh apa yang berusaha digiring oleh media, dan cenderung lebih tenang dan melihat suatu masalah.

Whatsapp adalah salah satu penyedia layanan komunikasi yang memiliki lebih dari 84 juta pengguna di Indonesia dan menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia, yang tentu saja sudah membuktikan bahwa keseharian aktivitas kita sangat bergantung pada aplikasi ini. Penggunanya pun benar-benar beragam, mulai dari komunikasi yang menyangkut keperluan personal antar individu hingga menyangkut kepentingan negara yang tentu saja aplikasi ini digunakan oleh para pegawai atau petinggi di sector pemerintahan. Sampai sini mungkin sudah terbayang, betapa mustahilnya apabila Kemkominfo benar-benar akan memutuskan untuk memblokir perusahaan tersebut, yang mana pihak mereka pun -apabila mau mengakui- sangat bergantung pada aplikasi ini.

Kemudian beralih ke Instagram, salah satu platform dimana puluhan juta masyarakat Indonesia menggunakannya secara aktif, mulai dari sekedar mencari hiburan hingga melakukan penjualan dan menghasilkan uang dari aplikasi ini. Tidak sedikit juga pegawai pemerintahan hingga pejabatnya pun, turut menggunakan Instagram sebagai sarana mengkampanyekan diri serta menunjukkan hasil dari kebijakan yang dibuat selama pemerintahannya. Dan terbukti hal tersebut membuahkan hasil yang sangat memuaskan, dimana para pejabat pemerintahan lebih mudah dalam menggapai dan berbaur dengan masyarakat melalui pendekatan yang terkesan friendly dan mengikuti jaman, yang lagi-lagi tentunya karena diwadahi oleh aplikasi Instagram yang membuat hal tersebut bisa terjadi.

Dengan segelintir contoh yang telah disebutkan serta segudang peranan penting lainnya dari aplikasi-aplikasi tersebut bagi masyarakat Indonesia (tidak terkecuali), apakah kita yakin bahwa pemblokiran benar-benar akan dilakukan? Dan dari banyaknya pemberitaan yang sudah-sudah dimana menyebutkan ini akan hilang atau itu akan ditarik dari peredaran,  tidak heran jika kali ini netizen terlihat lebih santai dalam menanggapi pemberitaan ini. Melihat sedikit kebelakang, dimana pemberitaan bahwa Lays, Doritos, dan Cheetos akan ditarik dari peredaran di Indonesia dan sempat membuat heboh para penggemar snack tersebut, yang kemudian di waktu mendatang kita semua ketahui bahwa produk-produk tersebut tetap beredar dengan hanya melakukan rebranding. Saat itu harus diakui bahwa netizen sempat terkecoh dan dibuat panik, dibuktikan dengan terjadinya fenomena memborong snack-snack tersebut dikarenakan ketakutan akan hilangnya dari pasaran. Diluar dari beberapa sebab dan alasan tertentu dari PepsiCo selaku produsen diharuskan melakukan ini, bisa disebut hal tersebut adalah strategi marketing yang terbukti berhasil.

Jadi mari kita lihat bersama-sama, bagaimana realisasi dari pemberitaan mengenai kebijakan yang akan segera diputuskan oleh Kemkominfo tersebut. Tentunya sebagai citizen Indonesia sekaligus netizen aktif di dunia maya, saya berharap akan segera ditemukan keputusan yang terbaik antara Kemkominfo selaku pemilik kebijakan dan perusahaan-perusahaan terkait. Dan untuk seluruh netizen diluar sana yang tetap bersikap tenang dan berkepala dingin dalam menanggapi pemberitaan apapun, terima kasih telah bijaksana dan cerdas dalam bersosial media.

 

Komentar

Posting Komentar